Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PermenPANRB Nomor 21 tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru, Kamu Harus Tahu !

Menjadi seorang guru adalah salah satu profesi yang penuh tantangan sekaligus memberikan kepuasan yang luar biasa. Bukan hanya karena kita diberi kesempatan untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga karena setiap hari kita berhadapan dengan berbagai karakter siswa yang unik, yang mengajarkan kita banyak hal. Salah satu cerita unik yang menggambarkan bagaimana menjadi guru hebat dan menyenangkan datang dari pengalaman seorang guru di sebuah sekolah di daerah yang jauh dari hiruk-pikuk kota.

PermenPANRB Nomor 21 tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru, Kamu Harus Tahu !

Nama guru itu adalah Bu Rina. Beliau adalah seorang guru matematika yang dikenal karena cara mengajar yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan. Bu Rina mengajar di sebuah sekolah dasar yang terletak di desa kecil, di mana fasilitas dan sumber daya terbatas. Namun, kekurangan itu tidak pernah membuat Bu Rina merasa pesimis. Sebaliknya, ia justru menggunakan keterbatasan itu sebagai tantangan untuk membuat setiap pelajaran lebih menarik dan bermakna bagi murid-muridnya.

Suatu hari, Bu Rina mendapat ide cemerlang untuk mengajarkan konsep pecahan yang sering kali dianggap sulit oleh siswa. Daripada menggunakan buku teks yang kaku dan soal-soal latihan yang monoton, Bu Rina memutuskan untuk mengubah pelajaran menjadi sebuah permainan. Ia membawa ke kelas berbagai bahan masakan seperti tepung, air, dan bahan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengajarkan konsep pecahan dengan cara yang lebih konkret dan menyenangkan.

"Anak-anak, hari ini kita akan belajar pecahan, tapi kita akan belajar dengan cara yang berbeda! Kita akan membuat kue bersama-sama," kata Bu Rina dengan senyum cerah.

Para siswa yang semula tampak ragu dan bingung mulai menunjukkan minat. Mereka penasaran bagaimana pelajaran matematika bisa dikaitkan dengan membuat kue. Bu Rina kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok diberi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat adonan kue, dan tugas mereka adalah membagi adonan tersebut ke dalam ukuran-ukuran yang berbeda sesuai dengan pecahan yang diajarkan.

Misalnya, satu kelompok harus membagi adonan menjadi dua bagian yang sama (setengah), sementara kelompok lain harus membaginya menjadi empat bagian yang sama (seperempat). Sambil mengamati kelompok-kelompok tersebut, Bu Rina menjelaskan dengan sabar tentang konsep pecahan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membagi kue atau pizza.

Anak-anak yang tadinya takut dengan konsep pecahan mulai terlihat ceria dan antusias. Mereka dengan riang hati menghitung dan membagi bahan-bahan sesuai dengan instruksi Bu Rina. Mereka tidak hanya belajar matematika, tetapi juga merasakan bagaimana pecahan itu bisa diterapkan dalam kegiatan yang menyenangkan dan praktis. Di akhir pelajaran, mereka bahkan bisa mencicipi kue yang mereka buat, dan tak hanya itu, mereka juga mengingat pelajaran matematika yang baru saja mereka pelajari.

Kegiatan itu menjadi cerita yang tak terlupakan bagi para siswa. Mereka tidak hanya mengingat pelajaran matematika, tetapi juga cara Bu Rina membuat setiap momen di kelas menjadi sesuatu yang menyenangkan dan penuh warna. Kelas matematika yang dulunya dianggap membosankan oleh banyak siswa kini menjadi pelajaran yang mereka tunggu-tunggu.

Namun, bukan hanya inovasi dalam metode mengajar yang membuat Bu Rina menjadi guru hebat dan menyenangkan. Bu Rina juga memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan murid-muridnya. Ia selalu menyempatkan diri untuk mendengarkan cerita-cerita kecil dari setiap siswa, baik itu tentang keluarga mereka, hobi mereka, atau bahkan masalah kecil yang mereka hadapi di sekolah. Dengan cara ini, Bu Rina bisa memahami kebutuhan masing-masing siswa dan memberikan perhatian yang tepat.

Suatu ketika, salah satu siswanya, Rudi, yang biasanya tertutup dan sering merasa cemas saat ujian, datang mendekati Bu Rina dengan wajah yang tampak gelisah. "Bu, saya takut gagal lagi di ujian matematika," katanya dengan ragu.

Bu Rina tidak langsung memberikan jawaban, melainkan mengajaknya berbicara lebih lanjut. "Rudi, apakah kamu sudah berusaha semaksimal mungkin? Ingat, gagal itu bukan akhir dari segalanya. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan dan terus berusaha."

Dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Bu Rina berhasil memberikan motivasi kepada Rudi. Ia memberi Rudi beberapa latihan tambahan untuk dipelajari bersama-sama setelah sekolah. Tak hanya itu, Bu Rina juga mengajarkan cara-cara untuk mengatasi kecemasan saat ujian. Rudi pun mulai merasa lebih percaya diri dan berhasil meningkatkan nilai ujian matematika setelahnya.

Melalui cerita ini, kita bisa melihat bahwa menjadi guru hebat dan menyenangkan tidak hanya tentang menguasai materi pelajaran, tetapi juga tentang kemampuan untuk memahami dan mendukung perkembangan emosional serta mental siswa. Dengan kreativitas, perhatian, dan semangat, seorang guru bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memberikan dampak yang mendalam bagi setiap siswa.

Pada akhirnya, menjadi guru hebat bukanlah tentang seberapa banyak kita mengajar, tetapi seberapa banyak kita bisa menginspirasi dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan siswa. Dan Bu Rina adalah contoh nyata dari seorang guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberi warna dalam kehidupan murid-muridnya.

Berikut PermenPANRB Nomor 21 tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru dapat dilihat pada daftar informasi dibawah ini:

  1. Link Youtube
  2. Salinan PermenPANRB Nomor 21 tahun 2024 
  3. Surat Ditjen GTK
  4. Paparan ðŸ‘‡
 
 Lihat juga:

Post a Comment for "PermenPANRB Nomor 21 tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru, Kamu Harus Tahu !"